Nama
Pura Gelap diambil bukan karena tempat ini gelap tanpa cahaya atau
terletak di dalam gua, tetapi sebaliknya terletak di alam terbuka lebar yang
dipenuhi cahaya. Kata gelap sendiri berasal dari bahasa Kawi, khususnya “klap”
yang berarti kilat atau kilat, yang merupakan sumber cahaya dan energi yang
menerangi seluruh alam semesta.
Candi
Hitam yang juga merupakan salah satu candi Catur Lawa merupakan sthana dari
Dewa Iswara yang menempati posisi timur (purwa) yang dilambangkan dengan warna
putih, juga merupakan lambang cahaya atau matahari yang menyinari alam semesta
atau agung. buwana, untuk menghindari kegelapan. Ada kehidupan di bumi ini
karena ada sinar matahari. Jika Anda memasuki area pura ini, wilayah kekuasaan
penguin (wastra) berwarna putih, sesuai dengan warna simbolisme lokasi pura
berwarna hitam. Oleh karena itu, Pura Gelap adalah tempat memuja Hyang Iswara
yang merupakan dewa cahaya, sehingga disebut Pura Gelap (klap/petir), yang
bukan berarti kegelapan (bahasa Indonesia) tanpa cahaya.
Sebaliknya,
candi ini penuh cahaya dan cahaya, sehingga dianggap sebagai tempat meditasi
yang ideal bagi mereka yang ingin membangkitkan cahaya ilahi dalam diri mereka
atau dalam bhuwana alit. Jika sinar bhuwana agung (alam semesta) dan bhuwana
alit (manusia itu sendiri) dapat menyatu, maka akan tercipta harmoni di kedua
alam tersebut.
Letak dari Pura Gelap
lokasinya paling tinggi diantara bangunan lainnya yang terdapat di komplek pura
Besakih. Akses dari pelataran utama kawasan pura Besakih, dari
jalan setapak (jalan tangga menanjak) sebelah kanan pura penataran Agung
Besakih, berjalanlah sekitar 5 menit sampai di ujung jalan puncak kawasan ini,
maka anda akan bertemu dengan Pura Gelap tersebut.
Lokasi
Pura Gelap paling ujung dengan posisi paling tinggi, sehingga anda bisa
menyaksikan keindahan alam di bawahnya, termasuk sejumlah pura lainnya di
komplek pura Besakih dengan lebih leluasa, udara terasa sejuk menyelimuti,
suasana alamnya damai, ideal untuk tujuan wisata rohani anda.
Karakteristik Bangunan
Luas
lahan Pura Besakih kurang lebih mencapai 2 kilometer. Di dalamnya terdapat
beberapa bangunan pura dengan bangunannya yang megah. Salah satunya adalah Pura
Gelap Besakih.
Bangunan
pura ini terlihat sebagai bangunan paling tinggi diantara pura lainnya. Oleh
sebab itu, pemandangan yang disuguhkan dari ketinggian cukuplah menawan.
Pelaksanaan Upacara/Piodalan
Pujawali
atau piodalan (odalan) di pura Gelap setiap 6 bulan sekali bertepatan dengan
hari Soma (senin) Kliwon, wuku Wariga, sedangkan Aci Pengenteg Jagat setiap
setahun sekali yaitu saat Purnama Karo. Pura Gelap di
Besakih ini merupakan salah satu dari Pura Catur Loka Pala atau pura Catur
Dala, yaitu diantaranya Pura Gelap, Batu Madeg, Ulun Kulkul dan Kiduling
Kreteg.