Pura Manik Mas ini juga Tuhan sebagai
pencipta magma yaitu api yang mahabesar di perut bumi. Pura Manik Mas berada tidak sampai satu kilometer di
sebelah barat Pura Penataran Agung Besakih. Umum menyatakan berada di sebelah selatan Pura
Penataran Agung Besakih. Di sebelah pura ini terdapat Sekolah Dasar Besakih dan
ada juga balai banjar. Pura ini terletak di sebelah kiri jalan menuju Pura
Penataran Agung Besakih. Menurut kutipan mantra Weda di atas bahwa
Tuhan menjadikan api sebagai dasar untuk menciptakan langit dan bumi. Apa yang
berada di perut bumi itu sebagai sumber energi dalam bumi. Sedangkan matahari
sebagai api di langit juga sebagai energi yang menjadi sumber kehidupan bagi
semua makhluk. Magma api di bumi dan matahari api di langit.
Dua api sumber alam ciptaan Tuhan ini bekerja
sama berdasarkan hukum Rta. Dari dua api itulah alam ini menjadi sumber
kehidupan bagi semua makhluk isi alam ini. Secara moral manusia seyogianya
merasa berutang atas karya Tuhan yang amat luar biasa ini. Pemujaan di Pura
Manik Mas sebagai wujud bakti umat Hindu kepada Hyang Widhi atas keberadaan
alam sebagai sumber kehidupan tersebut. Dalam mitologi
Hindu api magma itu dilukiskan berbentuk kura-kura raksasa. Karena itu disebut
badawang nala. Kata ''badawang'' artinya kura-kura besar dan kata ''nala''
dalam bahasa Sansekerta artinya api. Api magma yang dibelit oleh kulit bumi
berupa zat padat seperti tanah dan zat cair itu disimbolkan dalam mitologi
Hindu sebagai kura-kura dibelit oleh dua ekor naga.
Naga itu bernama Naga Basuki sebagai dewanya
air penjelmaan Dewa Wisnu. Satu lagi bernama Naga Ananta Bhoga sebagai dewanya
tanah penjelmaan Dewa Brahma. Dari tanahlah tercipta berbagai macam
tumbuh-tumbuhan bahan makanan hewan dan manusia.
Karena api magma atau Badawang Nala itu
dibelit oleh dua ekor naga maka Tuhan yang dipuja di Pura Manik Mas ini dalam
sebutan lokal sebagai Ratu Mas Melilit. Arti kata Ratu Mas Melilit itu
adalah beliau yang terbelit. Yang dimaksudkan beliau itu adalah magma yang
dibelit oleh tanah dan air.
Karakteristik Bangunan
Bangunan suci yang paling utama di pura ini
bernama Gedong Simpen. Bangunan yang
disebut Gedong Simpen ini bentuknya seperti gedung kecil beratap ijuk dan
bertiang empat menghadap ke utara bukan ke barat seperti pandangan orang pada
umumnya.
Pelaksanaan
Upacara/Piodalan
Pemujaan di Pura Manik Mas yang bersifat
berkala dilakukan setiap Tumpek Wariga. Dalam tradisi Hindu di Bali pemujaan
umum itu disebut upacara Odalan yang maknanya mirip dengan ulang tahun. Odalan
itu dilakukan berdasarkan dua sistem yaitu menurut perhitungan tahun Candra dan
ada Odalan yang dilakukan berdasarkan sistem Wuku.
Satu wuku lamanya tujuh hari. Satu bulan wuku lamanya 35 hari. Kalau Odalan bedasarkan tahun Candra umumnya dilakukan pada hari-hari bulan penuh yang disebut dengan bulan purnama. Kalau Odalan dilakukan berdasarkan perhitungan tahun Candra dilakukan setiap tahun. Misalnya setiap Purnama Bulan Kedasa. Artinya Odalan itu dilakukan setahun sekali pada setiap bulan kesepuluh.